Shoppe Mall Shoppe Mall Shoppe Mall

NATO Diminta Beli Ratusan F-35, Drone Murah Jadi Senjata Efektif

Shoppe Mall

NATO Diminta Beli Ratusan F-35, Drone Murah Jadi Senjata EfektifMark Rutte: Eropa Butuh 700 Jet Tempur F-35 untuk Hadapi Ancaman Rusia

iNews Payakumbuh- Sekretaris Jenderal NATO yang baru, Mark Rutte, menyampaikan peringatan keras kepada negara-negara Eropa tentang meningkatnya ancaman dari Rusia. Dalam pidato strategisnya di hadapan para pemikir kebijakan global di Chatham House, London, Rutte menyebutkan bahwa Eropa membutuhkan setidaknya 700 unit jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat guna memperkuat pertahanan kolektif melawan potensi agresi Rusia di masa depan.


Rusia: Ancaman Utama yang Tak Bisa Diabaikan

Dalam paparannya, Rutte secara tegas menyebut Rusia sebagai ancaman utama bagi keamanan Eropa. Ia menyoroti bahwa sejak invasi ke Ukraina, Rusia terus meningkatkan kekuatan militer secara besar-besaran dan mempererat kerja sama dengan negara-negara seperti Korea Utara, Iran, dan China.

Shoppe Mall

“Perang telah kembali ke tanah Eropa. Ini bukan lagi sekadar kekhawatiran teoretis—ini adalah realitas. Kita harus merespons dengan kekuatan, bukan sekadar harapan,” ujar Rutte.

Ia menambahkan bahwa dalam hal produksi amunisi saja, Rusia mampu menghasilkan dalam tiga bulan apa yang seluruh negara NATO produksi dalam satu tahun. Ketimpangan ini, katanya, harus segera dijembatani.

 

NATO Diminta Beli Ratusan F-35, Drone Murah Jadi Senjata Efektif
NATO Diminta Beli Ratusan F-35, Drone Murah Jadi Senjata Efektif

Baca Juga : Piala Dunia Antarklub 2025: Era Baru Sepak Bola Dunia Dimulai di Amerika Serikat


F-35, Tank, dan Peluru: Kebutuhan Pertahanan Modern Eropa

Mark Rutte menekankan bahwa selain jet tempur F-35, NATO juga membutuhkan ribuan kendaraan tempur lapis baja, tank, dan jutaan peluru artileri untuk menjawab dinamika perang modern.

“Rusia telah menunjukkan di Ukraina bagaimana teror udara bisa melumpuhkan kota. Kita harus memperkuat perisai langit Eropa,” ungkapnya.


Peningkatan Anggaran Pertahanan: Target 5% dari PDB

Sebagai mantan Perdana Menteri Belanda, Rutte tidak ragu mengajukan proposal ambisius: menaikkan anggaran pertahanan negara-negara NATO hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

  • 3,5% untuk kebutuhan militer inti, seperti senjata, pelatihan, dan operasional.

  • 1,5% untuk pembangunan infrastruktur pendukung, termasuk industri pertahanan dan logistik.

“Kita tidak bisa terus bergantung pada Amerika Serikat. Ia menggarisbawahi bahwa AS telah terlalu lama menanggung porsi terbesar dalam pembiayaan dan logistik NATO.


Drone Murah, Solusi Efektif Hadapi Tank Mewah

Rutte juga menyampaikan wawasan menarik soal evolusi teknologi militer. Ia mencontohkan bahwa di medan perang Ukraina, drone murah seharga USD 400 mampu menghancurkan tank senilai USD 2 juta.

“Ini adalah perubahan paradigma. NATO harus berinvestasi besar dalam drone dan sistem rudal jarak jauh sebagai solusi efisien dan modern,” tegasnya.


Pesan Tegas: Damai Butuh Kesiapan untuk Perang

Dengan nada serius, Rutte memperingatkan bahwa bahaya tak akan hilang meskipun perang di Ukraina berakhir. Ia memperkirakan bahwa dalam lima tahun ke depan, Rusia bisa memiliki kapasitas untuk menyerang langsung wilayah NATO.

“Kita semua sekarang berada di sisi timur. Jangan tertipu. Untuk menjaga perdamaian, kita harus siap untuk berperang,” katanya. Ia mengkritik mentalitas ‘berharap’ sebagai strategi dan menegaskan bahwa ‘harapan bukan strategi’.


Pesan untuk Trump dan Dunia

Menanggapi anggapan bahwa upaya peningkatan anggaran NATO hanya untuk menyenangkan Presiden AS Donald Trump, Rutte menolak dengan tegas.

“Ini bukan soal memuaskan satu orang. Ini tentang melindungi satu miliar orang di seluruh dunia—masyarakat NATO. Kita harus membuktikan bahwa kita mampu, dan jika perlu, kita akan membalas lebih keras terhadap setiap ancaman,” pungkasnya.


Kesimpulan

Pidato Mark Rutte adalah seruan untuk kebangkitan pertahanan Eropa di tengah lanskap geopolitik yang semakin tidak pasti. Dengan dorongan pengadaan 700 F-35, pembangunan industri militer baru, dan reformasi anggaran besar-besaran, NATO bersiap memasuki babak baru pertahanan kolektif—yang bukan hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga kecepatan beradaptasi dan kolaborasi sejati antarnegara.

Shoppe Mall