Shoppe Mall Shoppe Mall Shoppe Mall

Kota Payakumbuh Semarakkan Seni Bela Diri Lewat Turnamen Silat Se-Sumatera Barat

Shoppe Mall

Semarak Turnamen Silat Minsai Al-Fitrah IV 2025: 900 Pesilat Tunjukkan Aksi di Payakumbuh

iNews Payakumbuh- Semangat bela diri dan pelestarian budaya kembali membara di Kota Payakumbuh. Selama tiga hari penuh, mulai Selasa hingga Kamis (1–3 Juli 2025), Gelanggang Olahraga (GOR) Nan Ompek, Kelurahan Tanjung Pauh, menjadi pusat perhatian se-Sumatera Barat dalam gelaran Turnamen Silat Minsai Al-Fitrah IV 2025.

Tak kurang dari 900 pesilat muda dari 32 perguruan silat turun ke gelanggang. Mereka datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, membawa nama baik perguruan sekaligus mewakili semangat sportivitas dan pelestarian budaya pencak silat sebagai warisan bangsa.

Shoppe Mall
Kota Payakumbuh Ramaikan Seni Bela Diri Lewat Turnamen Silat di Sumatera Barat
Kota Payakumbuh Ramaikan Seni Bela Diri Lewat Turnamen Silat di Sumatera Barat

Baca Juga : Euro U 21 2025 Jadi Panggung Cissé, Quenda, dan Woltemade!


Wakil Wali Kota Beri Apresiasi Tinggi

Wakil Wali Kota Payakumbuh, Elzadaswarman atau yang akrab disapa Om Zet, hadir langsung membuka turnamen. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi tinggi kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Payakumbuh dan seluruh pihak yang telah menyelenggarakan turnamen ini dengan semangat kebersamaan dan profesionalitas.

“Ajang seperti ini tidak hanya soal tanding dan juara. Lebih dari itu, ini adalah sarana pembentukan karakter generasi muda yang tangguh, bermental kuat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa. Ini penting untuk menyiapkan generasi emas menuju Indonesia 2045,” ungkapnya.


Ajang Adu Prestasi dan Jaga Warisan Budaya

Turnamen Minsai Al-Fitrah IV bukan sekadar kompetisi, melainkan momentum untuk menghidupkan kembali jati diri bangsa melalui pencak silat. Setiap gerakan dan jurus yang ditampilkan di atas gelanggang adalah bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Ketua Panitia, Yonaldi, menyebut turnamen ini sebagai agenda tahunan yang dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kualitas atlet silat, tetapi juga untuk menjaga eksistensi silat di tengah gempuran budaya luar.

“Melalui ajang ini, kami berkomitmen menjaring bibit-bibit muda potensial dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka inilah calon penerus tradisi, atlet berprestasi, bahkan mungkin pesilat kelas dunia di masa depan,” terang Yonaldi.


Sportivitas, Ekonomi, dan Wisata Berjalan Bersama

Wawako Om Zet pun tak lupa mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi sportivitas. Menang atau kalah, katanya, hanyalah hasil dari proses. Yang terpenting adalah bagaimana peserta terus belajar, berkembang, dan tetap menjaga etika di dalam dan luar gelanggang.

Menariknya, ajang ini juga memberikan efek domino yang positif terhadap perekonomian lokal. Ratusan peserta dan pendamping dari luar kota menciptakan perputaran ekonomi di sektor UMKM, kuliner, penginapan, hingga transportasi.

“Kami mengajak seluruh peserta dan pengunjung untuk menjelajahi keindahan Kota Payakumbuh. Cicipi kuliner khas seperti galamai, rendang tunjang, batiah, dan jangan lupa bawa oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Payakumbuh punya semuanya,” ujar Om Zet dengan bangga.


Sinergi Budaya, Olahraga, dan Pembinaan Generasi

Kehadiran Wakil Ketua Umum IPSI Sumbar, KONI Kota Payakumbuh, tokoh-tokoh silek (Tuo Silek), serta berbagai unsur masyarakat, menunjukkan kuatnya dukungan terhadap olahraga tradisional ini. Ini menjadi cerminan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, tapi sarana membangun karakter, komunitas, dan kebudayaan yang tangguh dan berakar.

Di tengah derasnya arus digitalisasi, turnamen ini membuktikan bahwa identitas budaya tetap bisa menjadi kekuatan utama, asal dikelola dengan strategi dan semangat kolaborasi.


Harapan Besar dari Nan Ompek Arena

Turnamen Silat Minsai Al-Fitrah IV 2025 bukan hanya akan melahirkan juara, tetapi juga melahirkan semangat juang baru. Bagi peserta muda, ini adalah batu loncatan menuju kompetisi yang lebih tinggi, baik di level nasional maupun internasional.

Sebagai tuan rumah, Payakumbuh kembali menegaskan diri sebagai kota yang ramah budaya, bersahabat dengan atlet muda, dan peduli terhadap penguatan nilai-nilai tradisi.


Penutup: Dari Silat Menuju Masa Depan

Turnamen ini adalah cermin dari masa depan yang tidak lupa pada akar budaya. Dengan menjaga dan mengembangkan pencak silat, Payakumbuh telah meletakkan fondasi kuat untuk membangun generasi yang tidak hanya kuat secara fisik, tapi juga tangguh secara mental dan kaya secara kultural.

Selamat berkompetisi, pendekar silat muda! Junjung tinggi nilai-nilai silat, bawa pulang pengalaman berharga, dan teruslah menjadi kebanggaan daerah dan bangsa.

Shoppe Mall